Meskipun seorang ulama atau kyai, tapi Cak Nun selalu mengenakan pakaian layaknya seperti orang umum. Dapat disebutkan ganok bedane karo wong dodol akik, buruh paik atau sales kaos kaki. “Kalau saya datang dengan kenakan pakaian gamis dan sorban, memang tak ada salahnya. Hanya saya takut kebanyakan orang bakal berkesimpulan kalau saya lebih pintar dari pada yang lain. Lebih kronis lagi, bila mereka berkesimpulan kalau saya lebih alim…Kalau itu tidak benar, itu khan namanya ’penipuan’…! ”kata Cak Nun.Agen BandarQ


“Kalaupun memang benar, apakah akhlak itu untuk dipamerkan pada orang lain (lewat baju)? Tak bisa kan? Jadi semampu-mampu saya, kenakan pakaian seperti ini untuk kurangi potensi ’penipuan’ saya pada Anda. Anda tak bisa mendewakan saya, me-Muhammad-kan saya, meng-habib-kan saya, karna saya yaitu saya karna Allah jadikan saya sebagai saya dan bukan karena yang lain. Jadi Anda obyektif saja sama saya…” lanjut Cak Nun.

Menurut Cak Nun, seseorang ulama harusnya dapat kenakan pakaian yang sama dengan baju umatnya yang paling miskin. Cak Nun tak mempersalahkan orang yang bergamis serta berserban. Jadi salut sama mereka yang memberikan kecintaannya pada Rasulullah dengan meniru persis apa yang ada di diri Rasul. Namun perlu untuk diketahui kalau pakaian Rasulullah tak sebaik dan sekinclong yang digunakan umumnya orang saat ini. Pakaian Rasulullah sendiri ada 3 type : yang digunakan, yang didalam lemari dan yang dicuci. Dan kebanyakan orang Arab di zaman nabi, jenis bajunya seperti itu. Tidak hanya Nabi Muhammad.. ; Abu Jahal, Sueb, Sanusi, Atim serta orang Arab yang lain, jenis klambine koyok ngono iku.Poker Online Terpercaya

Jadi sesungguhnya sunnah Rasul yang paling mendasar yaitu Akhlaknya bukanlah kostumnya. Orang yang disenangi Tuhan yaitu orang yang menyebutkan dirinya sendiri jelek, biso rumongso, nggak rumongso biso.

Orang yang diragukan keihklasannya yaitu orang menyebutkan dirinya sendiri baik. Semuanya nabi mengakui dirinya sendiri dzolim : “Inni Kuntu Minadzolimin” (saya termasuk juga orang yang dzolim). Tidak ada nabi yang mengakui dirinya sendiri sholeh. Bila ada orang yang mengakui paling benar atau alim, langsung tinggal mulih ae…ndang baliyo sriii…!

“Kalau sama Tuhan kita harus 100%, bila pada pengetahuan kita, cukup 99%. Semua yang saya kenali dan yakini benar itu belum pasti benar. Jadi saya tak menjaga yang saya yakini benar karna mungkin saja memperolehilmu yang lebih tinggi. ” kata Cak Nun.

Oleh karena itu waktu berbarengan jamaahnya, Cak Nun tetap memposisikan dirinya sama, sama-sama belajar. Dan Cak Nun sendiri lebih senang pada jamaah yang tengah berproses dari pada yang telah pakar beribadah. Karenanya lebih pas tujuan. Bukanlah pengajian pada orang yang telah ngerti Al Quran, bukanlah pengajian yang menyuruh haji orang yang sudah berhaji, menyuruh ngaji orang yang udah ngaji setiap hari, menyuruh orang shalat yang telah shalat, dst. Bandar poker online

“Tidak apa-apa bila pengetahuan agamamu masih tetap pas-pasan, itu jadi membuat kamu jadi rendah hati. Beberapa orang yang telah terasa tahu pengetahuan agama, jadi membuatnya tinggi hati, ” demikian pesan Cak Nun.

“Kalau saya terkadang bicara gunakan bhs Jawa, janganlah disebut Jawasentris.. saya hanya berekspresi sebagai orang Jawa.. saya lahir dan dibesarkan di Jawa.. diperintah Tuhan jadi orang Jawa…maka saya menyukai dan memahami budaya saya.. siapa katakan Jawa itu tak Islam.. bila saya ayam saya tidak bakal jadi kambing.. bila anda kucing janganlah meng-anjing-anjing-kan diri.. Kita memanglah diminta Bhineka (berbeda-beda) kok..!

“Banyak orang salah kaprah menyebut Cak Nun sebagai penganut kejawen. Kejawen ndasmu… \’Software\’ Cak Nun lebih canggih karena laku tirakat luar biasa yang dilakukan sejak kecil. (Laku tirakat yang tidak bertujuan untuk menguasai ilmu hitam koyok mbahmu mbiyen). Sehingga beliau waskito, mempunyai sidik paningal, mempunyai pandangan yang tajam dan jernih soal kehidupan.

Little bit wagu kalau ada orang Jawa (atau Indonesia) yang malah membangga-mbanggakan budaya Arab atau Barat. Benci kebaya tapi nggak ngasih solusi bagaimana kebaya bisa Islami. Ingat : Jowo digowo, Arab digarap dan Barat diruwat.JIKA ANDA MERASA ARTIKEL INI BERMANFAAT SILAHKAN SHARE !!!
Share To:

Post A Comment:

0 comments so far,add yours